23 Desember 2010

ETALASE KEBANGKITAN PERADABAN ISLAM

Geliat aktivis Dakwah baik dikampus, sampai gerakan dakwah nasional dan internasional semakin meyakinkan kita dengan satu hal. Bahwa kebangkitan adalah keniscayaan. Fitrah Islam sejak di sempurnakan oleh Allah adalah kemenangan. Bahwa Allah swt telahpun berjanji kelak akan menjadikan kaum muslimin sebagai sang pemimpin peradaban. Berdiri gagah diatas puing-puing peradaban kejahiliaan. Tak sedikitpun ada raut kesombongan dalam kemenagan itu. Karena mereka meyakini bahwa kemenangan adalah pemberian Allah Azza Wajallah… sang pemilik segala sesuatu. Allah swt berfirman mengenai kado peradaban itu di dalam Al-Qur’an

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An-Nur: 55)

Alam semesta menjadi saksi bisu tentang sebuah kerinduan yang terpendam sejak berabad-abad, sebuah mimpi yang terwariskan dari generasi ke generasi melalui ikatan mata rantai kenabian. Bahwa keberkahan dari langit dan bumi hanya akan terjadi ketika penduduk suatu Negeri! Beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Setiap saat ketika keheningan malam menyelimuti bumi terlihat alam semesta yang tetap hidup dan bertasbih kepad Tuhan-nya… tiada pernah letih dan mengeluh dalam pendaman rindu “adakah kiranya generasi itu kembali,” ya! Generasi yang dalam kurun waktu dahulu pernah memakmurkan bumi dengan cahaya keimanan yang membentang dari cordoba (sepanyol, Portugal) sampai ke asia tenggara (Indonesia), mewarnai tiga benua Eropa, Asia, dan Afrika. Saat itu adalah pertama kalinya konsepsi Islam merealitas ke dunia. Sebuah idealisme kehidupan yang benar-benar hidup di belantara peradaban. Yang mebuat Imperium Romawi dan Persia menggulung tikar teritorialnya dari muka bumi.

Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan) yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Fath: 21)

Suatu tanggung jawab sejarah bagi generasi hari ini untuk kembali membebaskan daerah-daerah penakhlukkan, lalu melanjutkan pembebasan negeri-negeri lain yang belum tersentuh. Janji Allah swt dalam surat Al-fath bukanlah sebuah utophia melainkan sebuah panggilan tegas dari Rabb bahwa pemuda muslim sangat sia-sia hidupnya jika mereka mengabaikan panggilan kemuliaan ini sebagai mana panggilan kemuliaan yang pernah ditolak mentah-mentah oleh bani Israel kepada Musa as saat Allah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mewarisi palestina, sebagaimana disitir dalam selentingan ayat Al-Qur’an:

Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu pergilah kamu bersama tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." (QS. Al-Maidah: 24)

Berbeda sekali dengan seorang Muhammad Al-Fatih yang saat mendengar sabda Rasulullah saw tentang pembebasan konstantinopel

Konstantinopel akan ditaklukkan ditangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah poemimpin yang membebaskannya & sebaik baik tentara adalah tentaranya (HR. Ahmad)

Yang langsung disambut olehnya dengan belajar ilmu keislaman dan kemiliteran, dan diikuti dengan seringnya ia berdoa kepada Allah dengan penuh harapan dan usaha “Ya Allah berikan aku kesempatan, jika bukan menjadi pemimpinnya maka jadikanlah aku sebagai perajuritnya yang setia” Allhuakhbar dikisahkan saat penakhlukkan Muhammad Al-Fatih bersama prajuritnya mengangkat kapal-kapal perang mereka yang berisi amunisi-amunisi untuk melintasi sebuah gunung besar dalam waktu 1 malam, hal ini dikarenakan sulitnya menembus blockade lautan Konstantin yang di halangi oleh rantai besar. Hingga akhirnya mereka menyerang dari dua arah yaitu laut dan darat sampai kemudian konstantinpun di takhlukkan.

Pemuda hari ini harus belajar banyak mengenai sejarah agar tidak menjadi generasi yang lupa, yah generasi yang melupakan tanggung jawab sejarah pembebasan manusia dari kejahiliaan menuju cahaya yang terang (Islam). Berkaca pada Rasulullah saw dan sahabat saat mereka membebaskan madinah dengan mendirikan daulah islamiyah, menerapkan syariatnya, dan melakukan pembebasan-pembebasan. Rasulullah saw dalam 10 tahun pertama kenabian, beliau melakukan persatuan nilai-nilai akidah dan ibadah dalam jiwa-jiwa individu muslim sehingga mereka siap untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah swt. Lalu kemudian pada 10 tahun kedua Rasulullah saw membangun daulah islamiyah dengan satu persatu perangkat-perangkat kenegaraan sehingga memberikan perlindungan bagi tumbuh besarnya masyarakat islam tanpa intervensi kejahiliaan. Baru setelah itu melakukan ekspansi-ekspansi dakwah mulai dari penakhlukkan mekkah, lalu Persia, Romawi hingga menguasai 3 benua [asia, eropa, afrika].

Belajar dari siroh nabawi, Konsep perubahan dalam islam harus melalui tiga tahapan besar:

  1. Tahapan Instalasi syahadatain dalam system kemanusiaan (Individu, keluarga, masyarakat) menuju masyarakat Robbani. Hasilnya akan melahirkan sebuah komunitas baru yang benar-benar berbeda dengan komunitas disekelilingnya, letak perbedaan itu adalah ideologi yang menjadi perinsip hidupnya. Komunitas baru ini tidak menutup diri dari lingkungannya, melainkan menjadi cahaya yang menerangi lingkungannya, ini dikarenakan mereka senantiasa menyeru kepada kebenaran dan mencegah dari pada kemungkaran. Komunitas ini diberi nama oleh Allah swt dengan sebutan rabbani.
  2. Tahapan konstiusi dan Negara, masyarakat rabbani tidak akan lestari jika berada dalam kepemimpinan jahiliah. Masyarakat rabbani memiliki aturan (konstitusi) kehidupannya sendiri yang berbeda bahkan bertolak belakang dengan konstitusi jahiliah. Masyarakat Rabbani dalam pengertian tafsir At-Thabari adalah manusia-manusia yang memahami Islam dan menguasai ilmu agama yang dengannya ia memiliki perhatian terhadap urusan kemanusiaan (sense of politik), dan memasukkan Islam kedalam ruh manajemen Negara yang selalu menjalankan urusan rakyat dan segala hal yang membawa kemaslahatan bagi mereka, baik dalam kehidupan dunia mereka apalagi kehidupan beragama. Sehingga masyarakat rabbani membutuhkan Negara yang rabbani.
  3. Tahapan benturan peradaban, menjadi keniscayaan bahwa pertarungan Al-Haq dan Al-Batil akan terus terjadi sebagai sebuah pertarungan yang abadi selama dunia ini ada. Kemunculan generasi robbani dalam bentuk konstitusi dan negaranya merupakan ancaman bagi para pengusung kejahiliaan. Karena kehadiran generasi robbani di pentas kehidupan bukanlah hanya bermanfaat bagi komunitas manusia muslim saja, akan tetapi untuk seluruh dunia. Islam pada akhirnya harus memakmurkan bumi. Penakhlukkan-penakhlukkan menjadi budaya bagi dakwah islam, penakhlukkan bukan berarti pembunuhan, penjarahan, penindasan, ataupun keburukan sejenisnya, akan tetapi penakhlukkan dalam islam berkonotasi kepada pembebasan ummat manusia dari belenggu kejahiliaan dan memperluas wilayah untuk melakukan kebaikan.

Demikian lah bahwa seluruh peristiwa yang menyejarah dalam peradaban Islam adalah merupakan etalase kebangkitan islam yang seharusnya tidak hanya penjadi tontonan yang melahirkan kebanggaan lalu berhenti kepada kepuasan utopia semata. Melainkan harus bertransformasi kedalam realitas perjuangan yang tak mengenal batas akhir. Rindu kiranya hati ini kepada sosok bersahaja penuh kualitas seperti Khalifah Umar bin khattab yang melakukan ronda tengah malam hanya untuk menyaksikan keadaan masyarakatnya yang dia khawatirkan berada dalam kesulitan, sosok Khalifah abu bakar assiddiq mengenai penerapan hukum-hukum islam, sosok khalifah umar bin abdul aziz dalam meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin yang sebelum kepemimpinannya kaum muslimin banyak menjadi pengemis lalu dalam tahun pertama kepemimpinannya orang yang tadinya peminta-minta menjadi pemberi-pemberi sedekah, bahkah seluruh budak dimerdekakan. Allahuakhbar! Menulis semua manusia-manusia unik itu tidak akan cukup dengan lembaran catatan ini. Mereka para generasi awal (salafusshaleh) merupakan contoh hidup yang telah mewarnai etalase kebangkitan Islam. Ini sudah cukup sebagai bukti bahwa kaum muslimin hari ini benar-benar behutang! Yah sebuah tanggung jawab sejarah yang harus dibayar, yaitu melanjutkan risalah kenabian. Melakukan pembebasan-pembebasan mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, Negara, peradaban, hingga akhirnya Islam menjadi ustadziyatun lil’alamin (menjadi rahmat bagi seluruh alam). Tidak hanya manusia yang akan merasakan kehadirannya, akan tetapi seluruh alam semesta. Wallahu ‘alam bisshowab.


Oleh:

Andi Yakub Abdullah

16 Desember 2010

Menyikapi perbedaan Gerakan Dakwah

Suatu saat DR. Aidh Al Qarni dalam sebuah tauji singkat disebuah hotel di Jakarta saat mengadakan kunjungan ke Indonesia beliau mengatakan “saya pernah berkunjung ke Eropa, saya melihat kehidupan sosial mereka disana ternyata mereka sangat berpecah belah, namun kemudian dalam hal memerangi Islam mereka bersatu padu.”

Saudraku tahukah kalian sesungguhnya salah satu akibat terbesar dari keruntuhan peradaban Islam itu sendiri adalah perpecahan dikalangan ummatnya, saling su’uzhon, salaing menyiku, saling merasa diri yang paling pantas, dan akhirnya perjuangan untuk merekonstruksi peradaban islam itu tampak seperti buih dilautan, dalam waktu-waktu tertentu ia terlihat banyak, dan dalam sekejap pula ia menghilang, sungguh pemandangan yang miris untuk disimpan dihati.

Pernahkah kita berfikir bahwa kita dapat bekerja sama dalam beberapa hal yang kita sepakati dan saling toleransi dengan perbedaan yang ada diantara kita??? Selama perbedaan tersebut tidak mengeluarkan kita dari Islam.

Karena sesungguhnya kita akan lebih kuat berjalan bersama dibandingkan dengan mengikuti prinsip perpecahan yang merupakan bid’ah yang terbesar yang jelas keburukannya dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, bahkan itu merupakan sesuatu yang di haramkan.

Saudaraku...koordinasi diantara wajihah-wajihah da’wah dirasakan perlu untuk membangun sebuah tatanan yang madani sebagai cita-cita besar lahirnya gerakan da’wah. Mari kita berkaca pada sejarah, bahwa Rasullullah sewaktu membangun pondasi awal daulah islam di madinah (yatsrib), hal yang pertama kali beliau lakukan untuk melangkah lebih jauh adalah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, karena Rasullullah dan para sahabat menyadari bahwa sesungguhnya mustahil kita membangun sebuah peradaban tanpa adanya ukhuwah diantara masyarakat islam.

Saudaraku...inilah yang disinggung oleh seorang Imam Syahid Hasan Al-Bana pada saat ia mengatakan bahwa negeri islam adalah setiap tanah yang diatasnya terdapat manusia yang mengatakan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul utusan Allah. Oleh karenanya ketika mereka terzholimi maka kita wajib membelanya sesuai dengan kemampuan kita. Sehingga definisi ukhuwah islamiyah yang sesungguhnya itu sangat luas, tidak terbatas pada sebuah wilayah atau teritorial, tidak terbatas pada sebuah suku, warna kulit, apalagi kelompok (organisasi).

Saudaraku organisasi merupakan alat dan sarana kita dalam berda’wah, sehingga setiap alat dan sarana da’wah itu pastilah berbeda antara satu dan lainnya, perbedaan itu lahir untuk saling dikoordinasikan bukan untuk membuat perpecahan, karena dalam hati nurani kita mengakui bahwa pada setiap organisasi da’wah itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saling melengkapi dan saling menyempurnakan merupakan bentuk ukhuwah islamiyah yang mulia.

Pendidikan terhadap ummat dengan ajaran islam yang benar merupakan batu pondasi, pembentukan kaidah-kaidah dasar bangunan masyarakat dunia. Jangan lupa bahwa kekuatan ummat islam ada pada persatuan dan kesatuannya. Kelemahannya adalah pada berceraiberainya mereka, dan alangkah senangnya musuh Islam jika kita terus-menerus bercerai berai.

Wahai saudaraku... eratkanlah ukhuwah diantara kita semua, kuatkanlah hubungan kita dengan saudara-saudara kita lainnya. Jangan saling menjatuhkan. Ketahuilah dengan sungguh-sungguh bahwa Allah bersama kalian dan tidak akan menyia-nyiakan segala amal dan kerja kalian.

Oleh Andi Yakub Abdullah (2008)

09 Desember 2010

Amal Jama'i Budaya Kemenangan

AMAL JAMA'I BUDAYA KEMENANGAN

“Baik dalam Risalah Kenabian, Imperium Dunia, sampai kepada Perilaku Unik Prajurit-Prajurit Lebah.”

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (QS.At-Taubah [9]: 105)

Kata bekerja di dalam Al-Qur’an mengantarkan alur pikir kita pada sebuah kebenaran bahwa Islam bukanlah sekedar sebuah konsepsi akan tetapi aplikatif, bukan sekedar idealitas yang berujung pada utopia seperti teori tentang Atlantis akan tetapi harus merealitas di alam nyata sebagai mana sejarah telah mencatat bagaimana bumi telah dimakmurkan oleh Kerja-Kerja generasi Robbani (Khilafah Islamiah) yang telah mengislamisasi 1/3 belahan bumi meliputi Asia, Eropa, dan Afrika selama 14 abad lamanya. Mereka menyemai Islam bukan dengan bekerja serampangan, akan tetapi sebuah pekerjaan yang mempertemukan antara manajemen manusia dengan petunjuk Tuhan! Seperti kalimat yang diungkapkan oleh Anis Matta bahwa mereka adalah “akal-akal raksasa yang tercerahkan oleh wahyu.”

Dalam terminologi “bekerja,” kita mengenal Istilah amal Jama’i/team work, yang secara sederhana berati sekelompok orang terdiri atas ketua dan anggota yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Amal jama’i tidak hanya berdefinisi sebagai sebuah kelompok kecil, akan tetapi bisa juga diartikan dalam kelompok yang lebih besar seperti pengelolaan daerah, pulau, negara, bahkan dunia.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. As-Shaff [61]: 4)

Dalam lingkup gerakan mahasiswa baik kiri ataupun kanan, memerlukan segala potensi SDM dengan beragam potensi, bakat, dan kecenderungan. Kesemuanya itu harus diaduk dengan baik dalam wadah amal jama’i, pas

takarannya dan sesuai dengan tuntunan resep, agar menghasilkan kue gerakan yang lezat. Oleh karena itu kemampuan membangun, merangkum, dan menyalurkan potensi secara tepat sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas amal jama’i sebuah gerakan.

Dalam konteks gerakan dakwah, kita mengenal istilah “terorganisir” yah sebagaimana khulafaurrasyidin ke empat Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa “kebatilan yang terorganisir mampu mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir,” dalam organisasi gerakan dakwah “terorganisir” adalah kata kunci sukses sebuah amal’jama’i sebagai mana firman Allah:

Allah swt mengumpamakan dakwah yang dicintainya adalah dakwah yang di emban secara terorganisir dalam “barisan yang teratur” sabagaimana kekokohan suatu bangunan akibat dari keteraturan elemen-elemen yang menyusunnya.

Allah swt tidak meridhoi dakwah yang tidak teratur, sebagaimana Allah mengutuk Bani Israil, dalam sejarah Nabi Musa As saat membimbing bani israil. Allah mengutuk bani israil karena tidak melakukan amal jama’i, coba perhatikan firman Allah swt berikut:

Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang Telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah Perkasa, Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya". Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya kami Hanya duduk menanti disini saja". Berkata Musa: "Ya Tuhanku, Aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu". Allah berfirman: "(Jika demikian), Maka Sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu." (QS. Al-Maidah [5]: 21-26)


Dikisahkan ketika Nabi Musa berjalan bersama kaumnya menuju Baitul Maqdis (palestina). Mereka diperintahkan untuk memasukinya dan memerangi siapa pun yang ada didalamnya serta berusaha menguasai tempat itu. Tapi mereka malah takut karena di Baitul Maqdis ada kaum Amalek yang posturnya besar-besar. Padahal mereka ada dibawah pimpinan Musa yang perkasa, yang telah diberikan Allah banyak Mukjizat.

Sebenarnya kalau mereka masuk, mereka pasti menang, karena negeri itu telah dijanjikan bagi mereka. Tapi yang sadar Cuma dua orang. Selebihnya malah menyakiti hati nabi dengan mengatakan, “Pergilah kamu berperang dengan Tuhanmu, kami menunggu saja”. Atau bahasa lainnya, “Ntar kalo udah menang, kabar-kabari ya…. Hmmm Busyeet. Karena kekafiran mereka ini, Allah menyesatkan mereka selama 40 tahun berputar-putar di Padang Thif.

Berbicara mengenai amal jama’i dalam konteks yang lebih luas terkait sejarah pergiliran kemenagan dan kekalahan Imperium besar yang pernah mewarnai dunia di zamannya. Amal jama’i adalah sebuah alat/sarana, didalam alat/sarana tersebut terdapat substansi yang diperjuangkan bernama Ideologi, ideologi inilah yang akan mewarnai konsep manajemen yang diterapkan dalam amal jama’i tersebut. Imperium Romawi dan Persia adalah salah satu kemasan monarki yang telah banyak melakukan penahlukan-penahlukan dengan menggunakan amal jamai. Tata struktur pemerintahan yang terdiri atas raja (sebagai pemimpin tertinggi), senat (sebagai penasihat raja), dan rakyat (sebagai obejek manajemen) adalah bentuk kesungguhan mereka dalam beramal jama’i. sehingga sejarah pun telah mencatat kisah-kisah heroik mereka saat menahlukkan seluruh benua Eropa oleh Kaisar Romawi dan benua Asia oleh Kisra Persia.


Kisah-kisah penahlukan selalu diwarnai dengan benturan Ideologi yang saling ingin menguasi dengan bermacam kepentingan sesuai prinsip hidup masing-masing imperium. Kekalahan Romawi dan Persia dalam rentang waktu yang berdekatan oleh sang adidaya baru (Islam) adalah bentuk benturan ideologi yang berakhir pada kemenangan salah satu dari mereka (islam, Romawi, dan Persia) yang akhirnya demenangkan oleh Islam. Secara karakter manajemen, baik Imperium Romawi, Persia, & Islam masing-masing menerapkan amal jama’i dalam kerja-kerja penahlukan mereka. Namun yang membedakannya adalah substansi yang menjadi ideologi mereka yang berbeda. Romawi dengan ideologi blasteran yunani dan nasraninya yang dikemas dalam bentuk monarki, Persia dengan ideologi majusinya yang juga dalam kemasan monarki, sedangkan Islam dengan ideologi Tauhid dengan kemasan khilafah (kepemimpinan ummat). Islam berhasil menahlukkan Romawi dan Persia karena Islam mempertemukan amal jama’i dengan petunjuk Allah swt _menyatukan antra Agama dan pengelolaan Negara, sedangkan Romawi meletakkan amal jama’i dengan mendikotomikan antara Agama dan Negara, terlebih parah lagi adalah Persia menggabungkan amal jama’i dengan petunjuk Syaithan_penyembahan berhala (Api).

Sebenarnya amal jama’i tidak hanya dilakukan oleh manusia, akan tetapi pada kehidupan binatang, Allah swt dengan kekuasaan-Nya memberikan Ilham kepada mahluk yang dikehendaki-Nya untuk melakukan kerja dengan keteraturan amal jama’i.


Coba perhatikan perilaku lebah, bagaimana mereka membangun istananya diatas pohon, dengan struktur pengorganisasian dengan hierarki Ratu, prejurit/pekerja (lebah pencari makanan, pembuat madu, pembangun sarang, dan penjaga sarang). Mereka sangat terorganisir sehingga dalam masa hidup mereka yang hanya ± 6 bulan, mereka bisa menghasilkan Madu tidak hanya bermanfaat bagi Negara lebah, akan tetapi bermanfaat besar bagi mahluk hidup lainnya terlebih manusia. Tidak hanya itu budaya amal jama’i yang diterapkan lebah adalah Al Qiyadah wal Jundiyah. Sang ratu memberikan perintahnya dengan bijak dan seksama. Kemudian beribu ekor lebah berpencar menyelesaikan tugasnya masing-masing tanpa banyak pertanyaan dan pertengkaran siapa yang harus mengerjakan ini dan itu, seakan-akan seperti dikendalikan dengan remote control mereka membagi tugas masing-masing. Melesat cepat dan bergegas sebelum hari mulai sore. Ibarat prajurit yang sedang bertempur, mereka menyusun strategi dan persiapan. Subahanallah Allah berfirman dalam surat cintanya:

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl [16]: 68-69)

Demikianlah bahwah amal jama’i merupakan budaya kemenangan. Siapapun yang menerapkannya, maka akan mencapai kesuksesan yang sempurna sesuai dengan tunjuan amalnya. Baik dalam Risalah Kenabian, Imperium dunia, sampai kepada perilaku unik prajurit-prajurit lebah.

Aktivis dakwah harusnya menyadari hal ini. Melakukannya dalam tiap kerja-kerja dakwahnya sehingga keberkahan Allah selalu menyertai cita-cita luhur tentang CINTA pada-Nya. Cinta Khalid ibd Walid saat menahlukkan Romawi dan Persia, Cinta Salahuddin Al-Ayyubi saat membebaskan Al-Quds, Cinta Muhammad Al-Fatih saat membebaskan Konstantinopel, dan kini giliran kita apa bukti Cinta kita? Dengan amal jama’i apa yang telah kita tahlukkan? Bangkit saudaraku! Dengan amal jama’i kita giring diri dan ummat ini menuju Dunia BARU! Dimana Islam menjadi rahmat bagi semesta Alam… wallahu a’lam bisshowab.


Oleh:

Andi Yakub Abdullah

Dalam Publikasi Humas KAMMDA Makassar [www.kammi-makassar.blogspot.com]

08 November 2010

HARAPAN SELALU DI SANA, KENYATAAN SELALU DISINI (Untuk mahasiswa Rantau)


Orang-orang yang hidup dengan perasaannya maka ia akan sering merasakan tekanan-tekanan batin
Orang-orang yang hidup dengan akalnya maka ia akan mendefinisikan kehidupan ini seperti permainan
Orang-orang yang hidup dengan keseimbangan akal dan perasaannya, maka menanggapi kehidupan ini sebagai panggung sandiwara, ia akan tentram dan terus bersinar karena ia yakin bahwa segala yang terjadi adalah sandiwara langit.

Ketika anda berada dalam keadaan underpressure saat menghadapi ujian kehidupan, terkadang terjadi “gap” antara harapan akan kehidupan yang bahagia dengan kemampuan yang pas-pasan. Pada kondisi ini kerap kali psikologis kita mengalami tekanan yang hebat. Tekanan ini semakin lama semakin tidak bersahabat dan akhirnya seperti bendungan pecah yang mengeluarkan air bah yang menyeret habis segala yang dilauinya.

Air bah bendungan itu dapat kita manifastasikan sebagai kelakuan menghalalkan segala cara yang kita lakukan sebagai jawaban atas ketidak mampuan kita untuk menjawab persoalan-persoalan kehidupan yang diberikan. Bahasa kerennya “jawaban atas ketiadaan jawaban.” Adalah hal yang cukup rumit untuk menjelaskan bagai mana proses kimiawi tubuh bereaksi atas keterpaksaannya dalam melakukan hal yang salah demi sebuah tujuan yang mulia. Ingatlah bahwa Allah SWT hanya menerima amalan hamba yang dilakukan ikhlas karena-Nya.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagai mana kita menghadapi semua tantangan hidup? Bagaimana kita memosisikan diri pada saat masalah mengelilingi kita? Dengan siapa kita meminta pertolongan? Dan bagai mana kita menjawab teka-teki kehidupan yang beruntun menyapa kita?

Ada saat-saat dalam hidup kita dimana fikiran mengalami pembajakan, dalam bahasa kecerdasan emosional (emosional Intelegens/EQ) disebut sebagai “Pembajakan Emosi” jika mengingat kembali pelajaran Anatomi khusunnya masalah otak, maka ada yang disebut dengan jejaring saraf. Manusia memiliki triliunan serabut saraf, dalam pelajaran tentang saraf kita mengetahui bahwa ada mekanisme dimana manusia bereaksi terhadap aksi yang diterimanya. Proses secara sederhana seperti Informasi-reseptor-proses otak-respon. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum manusia merespon kejadian yang dia alami, maka terlebih dahulu informasi di produksi di otak untuk kemudian dikeluarkan atau di respon.
Ketika ada masalah berat dalam kehidupan sebagai informasi yang masuk, maka ada dua mekanisme yang kerap di lakukan manusia - (1) Copying positif, (2) Copying negative.

Saya mengajak anda untuk melihat dimana letak pembajakan Emosi itu terjadi..
  1. Informasi: Adalah segala hal yang diterima oleh reseptor saraf kita di seluruh panca indra
  2. Reseptor: Adalah ujung-ujung saraf yang terletak di barisan terdepan panca indra manusia. Semua manusia normal juga sama pada stage ini
  3. proses otak: Adalah bagian Cerebrum(otak besar) dan Cerebelum(otak kecil) dan seluruh komponen-komponen terkait yang mengelola seluruh informasi yang diterima untuk menghasilkan respon. Pada stage ini semua manusia tidak sama merespon hal-hal yang bersifat emosi ataupun perasaan. Ada yang mudah bergejolak, ada yang lembut, dan ada pula yang afek tumpul bahkan datar hingga coma. Tergantung kondisi kejiwaan masing-masing. Nah pada titik inilah manusia sering terbajak emosinya.
  4. Respon: Adalah sikap yang muncul setelah informasi diproses di otak. Jika copying positif, maka sesungguhnya kita berhasil mengelola informasi yang buruk atau berat itu dengan respon yang tepat yaitu sabar dan tawakkal serta tenang dalam menentukan solusinya. Jika copying negative, maka sesungguhnya emosi kita mengalami pembajakan, apa lagi kalau bukan hawa nafsu yang dikendalikan oleh syaitan yang terkutuk, sehingga informasi yang berat itu kita respon dengan sikap yang penuh dengan keputus asaan serta gejolak emosi yang tidak terkendali.
Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman yang artinya:
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS.94:5-6)

Jadi jika anda adalah mahluk yang mengakui keberadaan Allah SWT dalam perjalanan panjang kehidupan ini, maka hendaknya lah kepercayaan anda mengantarkan anda kepada ketaatan pada-Nya…
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: ya Rasul berikan aku satu kalimat yang dengan kalimat itu aku dapat memahami islam, Rasul bersabda “beriman dan istiqomah”

Yah Percaya dan tetap dalam kepercayaan selama-lamanya hingga raga berpisah dengan nyawa…, dan konsekuensi dari sebuah kepercayaan adalah ketaatan terhadap perintah dan larangan-Nya. Barang siapa yang sanggup melakukan hal yang demikian maka Allah akan memberi dan terus memberi apa-apa yang dibutuhkan oleh hamba itu…
Allah SWT berfirman yang artinya:

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,(QS.Al-Fath:4)

Saudaraku coba bayangkan, Jika ada orang kaya pergi makan di warung kaki lima itu karena pilihan. Akan tetapi jika kita orang miskin dan makan di warung kaki lima yang sama, itu bukan pilihan akan tetapi itu adalah keadaan kita yang memang demikian adanya. Begitu pula jika jika kita (pelajar perantau) yang betah berlama-lama di Makassar itu karena pilihan. Akan tetapi jika warga Makassar yang betah berlama-lama di Makassar, itu bukan pilihan akan tetapi itu adalah keadaan mereka yang memang demikian adanya.
Sehingga dimanapun, apapun, dan siapapun, kita selalu berada antara pilihan dan keadaan kita yang sesungguhnya. Seorang penulis terkenal kang prie pernah berkata harapan selalu disana, kenyataan selalu disini. Yah harapan selalu pingin di Kampung halaman (daerah asal)/ tempat yang dekat dengan keluarga dsb, akan tetapi kenyataan kita saat ini adalah mahasiswa, yang dalam proses belajar, sehingga jauh dari kehidupan yang normal karena sekali lagi kita adalah mahasiswa. Sehingga satu kata SABAR sudah cukup menjawab semua pertanyaan tentang mengapa kita disini dan harapan selalu disana…
Berikanlah kabar gembira kepada mereka yang tunduk patuh kepada Allah:

Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka(Al-Haj:35)

Dan ketahuilah bahwa orang-orang yang mampu bersabar adalah manusia-manusia pilihan, semoga kita termasuk didalamnya:
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(QS.Fushshilat:35)

Kalau di Makassar ada coto Makassar, di Kampung halaman Ortu ada makanan khas keluarga. Jika di fikir sekilas keduanya jauh berbeda, akan tetapi setelah ku rasakan ternyata ada kesamaan, yaitu dua-duanya enak dimakan… hee..he…
Saudara ku ada saat dimana kondisi berat terasa ringan yaitu ketika kita menanggapi masalah-masalah berat dengan perasaan yang sederhana, sebagai mana Orientalis barat pernah berkata tentang Muhammad SAW yang saya kutip sebagai berikut “dia(Muhammad) adalah seorang pemimpin yang sangat luar biasa, dia mampu memecahkan persoalan-persoalan berat sembari meminum secangkir kopi hangat”. Initinya tetaplah tenang dalam mengahdapi gejolak hidup. So keep smile in every day because Allah…. Wallahua’lam bishowab.

By Andi Yakub (Refleksi belajar dalam rantauan)

09 Oktober 2010

Selangkah Lagi Kau Akan Tersenyum


"Zaman kekuasaan orang-orang kulit putih (Eropa) segera berakhir. Saya yakin mereka tidak lagi memenuhi hari-hari indah seperti hari-hari yang pernah mereka alami empat belas abad yang silam." (Bertrand Russel, dalam Islam The Religion of The Future karya Sayyid Quthub)

Dan yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman walaupun kamu membelanjakan segala apa yang ada dilangit dan di bumi niscaya kamu tidak akan mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.....

Islam merupakan sebuah sistem tatanan yang syumuliah (sempurna/komprehensif) yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Hanya saja saat ini islam kehilangan orang-orang yang islam dan islami, yang ada saat ini adalah orang islam yang kemudian dalam kehidupan sehari-hari layaknya seorang sekulerisme, paragmatisme, rasionalisme positif dsb. Sehingga lahir lah ummat muslim yang membenci syariatnya, menolak da’wahnya atau sangat membenci islam secara esensial, namun mencintai islam sebagai dogma yang sebatas ritual-ritual semata. Sehingga kita tidak perlu heran jika saat ini banyak orang islam akan tetapi kosong dari nilai-nilai keislaman, sebagai mana seorang budayawan makassar yang pernah saya dengar dalam pidatonya ia mengatakan “saya heran kenapa semakain banyak orang-orang islam yang saya temui, akan tatapi semakin sedikit yang islami”

saudaraku sekalian, kita tidak perlu risau dengan semua ini karena Allah telah menjanjikan bahwa setelah zaman ini kita akan menemui zaman baru dimana islam sebagai satu-satunya solusi untuk permasalahan gelobal yang di alami ummat manusia saat ini, namun kemudian yang akan menjadi motor penggerak perubahan itu sendiri adalah kalian semua yaitu pemuda-pemuda islam.

Diabad ini kita kedatangan tamu-tamu Allah yang insyAllah merekalah yang disinyalir didalam Al-Qur’an sebagai berikut:

"(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan" (Al Hajj: 41)

Siapakah mereka, yang jelas saat ini mereka bagaikan jamur dimusim penghujan yang tumbuh lahir sebagai sebuah jawaban tentang perdaban yang semakin membutuhkan mereka. Merekalah orang-orang yang ridho terhadap segala keputusan dari Allah dan Allah pun ridho terhadap mereka, orang-orang yang mencintai Allah melebihi apaun dan Allah pun mencintai mereka. Termasuk penciptaan mereka yang lahir di zaman ini, yaitu zaman dimana akan ada momentum-momentum perubahan dari sistem kufur menuju kepada sitem ketuhanan atau yang diistilahkan sebagai perubahan menuju peradaban yang berkeimanan. Oleh karenanya pemuda yang paling merugi adalah pemuda yang tidak turut serta dalam momentum peralihan ini diamana akan lahir pahlawan-pahlawan yang merupakan arsitek peradaban. Wahai pemuda let’s joint.

“ wahai pemuda islam bersatulah, dunia islam menanti langkah sucimu, luruskan niat di hati rapatkan barisan sejati jadikan diri pemuda robbani”(Izzatul Islam)

Sudaraku… Sesungguhnya banyak kewajiban kalian, besar tanggung jawab kalian, semakin berlipat-lipat hak ummat yang harus kalian tunaikan, dan semakin berat amanat yang terpikul dipundak kalian. Kalian harus berfikir panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, berjuang untuk menyelamatkan Islam, dan hendaklah kalian mampu menunaikan hak-hak ummat dengan sempurna (Hasan Al Bana)

Saudaraku…didunia mahasiswa hanya sedikit aktivis, dari sekian aktivis hanya sedikit aktivis muslim, dari sekian aktivis muslim hanya sedikit lagi yang mau bergerak, dari sekian yang mau bergerak, hanya sedikit lagi yang sabar, dari sekian yang sabar hanya sedikit lagi yang istiqomah/tetap dalam kesabarannya, dan dari sedikit yang istiqomah hanya sedikit lagi yang ikhlas, dan kita berharap menjadi aktivis islam yang ikhlas. Wallahu ta'Ala A'lam..


By Andi Yakub (Refleksi Sang Adidaya baru segera lahir)

29 September 2010

Nostalgia kehidupan! Belajar dari masa lalu untuk bangkit! Mencari wajah Allah…

Tidak terasa banyak yang telah kita lalui… rentetan panjang panorama kehidupan berlalu seakan-akan telah di atur sebelumnya. teringat masa lalu bersama teman-teman yang lucu dan menghibur & ada juga yang konyol dan menjengkelkan! Ups.. hmm tapi tidak masalah toh semuanya telah berlalu… setiap zaman kita memiliki cerita yang berbeda, ada saat-saat yang indah untuk dikenang, ada pula saat-saat yang pahit tuk disimpan dalam manuskrip sejarah kita. namun tidak ada yang terbuang… semuanya tersimpan rapi dalam arsip memori yang bernama pengalaman! ya pengalaman, karena seburuk apapun hal yang kita alami ternyata dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk merintis masa depan yang masih dipenuhi dengan misteri.
Saudaraku… menyiapkan diri dalam menghadapi masa depan adalah hal yang muthlak harus dilakukan setiap insan! hal ini sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an yang artinya:

Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS.Alam Nasyrah: 7)

yah kehidupan ini adalah kumpulan dari urusan-urusan kita… entah urusan dunia? ataupun urusan akhirat kita… kehidupan ini memiliki dua zona perencanaan, pertama zona Hablumminannas dan kedua zona Hablumminallah. Zona hablumminannas adalah zona perencanaan tentang kehidupan yang kita sesuikan dengan keinginan-keinginan kita seperti cita-cita dan harapan… sedangkan zona hablumminallah adalah apa-apa yang dikehendaki Allah untuk kita… disana terjadi dinamika negosiasi antara doa kita dengan Qada’ dan Qadar-Nya. kita manusia hanya bisa merencanakan dan melaksanakan rencana tersebut, sedangkan hasilnya Allah yang Maha Pemurah lah yang menentukan.

Saudaraku… jangan pernah terlalu bahagia saat mendapatkan apa yang kita inginkan, & jangan pula terlalu sedih pada saat yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan… karena pada dasarnya kehidupan ini hanyalah sandiwara:
Allah swt berfirman…

Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(QS. Al-Hadid: 20)

Lihat dan perhatikanlah… lalu perhatikan sekali lagi niscaya engkau akan mengerti bahwa apa yang dikehendaki oleh Allah bagimu adalah yang terbaik. Bukankah Allah yang telah menciptakanmu? Siapa lagi yang lebih mengetahui tentang dirimu kecuali Dia yang Maha mengetahui segala sesuatu..

Saya memiliki seorang tetangga, dia seorang tunanetra, akan tetapi satu hal yang ku kagumi dari kepribadiaannya adalah kindahan keimanan yang terpancar indah dari kekurangannya… walaupun ia seorang tunanetra tapi kewajibannya sebagai seorang muslim tetap ia lakukan. Melihat ketegarannya itu saya berfikir bahwa beliau sangat memahami apa yang disabdakan Oleh baginda Rasulullah Muhammad. Saw yang artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu : Ada seorang laki-laki buta menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid. Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang beliau memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?" Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu, datanglah." (HR. Muslim)

Begitulah bahwa kekurangan bukanlah alasan yang dapat membenarkan kita untuk tidak melakukan hal-hal yang mulia (baca: Shalat), akan tetapi justru membuat kita menjadi lebih kuat. Tetangga saya itu memiliki rumah dengan jarak ± 100 meter dari masjid. Dengan kondisi struktur tanah yang tidak rata dan berkelok-kelok ditambah sebuah sungi kecil yang cukup curam. Pertama aku melihat beliau datang kemesjid dibimbing oleh anaknya yang masih kecil, dan terkadang pada saat ingin pulang… anaknya tersebut lebih duluan pergi bermain diluar masjid, sehingga terkadang beliau berdiri dipintu masjid memanggil-manggil anak tersebut agar segera menjemputnya.. Kedua aku melihat beliau datang dengan menggunakan tongkat tanpa didampingi anaknya lagi… ketigakalinya aku melihat beliau berjalan kemesjid dengan menggunakan perasaannya tanpa menggunakan tongkat… Allahuakhbar!!! Hatiku hanyut dalam rasa TAKJUB yang menggelegarkan Akal dan perasaan.
Melihatnya aku mengingat firman Allah swt berfirman yang artinya:

…Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS.Al-Fath:29)

Saudaraku keunggulan seseorang dimata Allah bukanlah pada kuatnya tubuh, indahnya paras, kayanya harta, ataupun tingginya pangkat. Akan tetapi keunggulan manusia terletak pada Ketaqwaan di tengah gelombang kehidupan yang memperdaya…, itulah yang Allah swt nilai dari diri kita.

Saudaraku kembali kepada pembahasan awal, sebenarnya masa lalu kita seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk membangun benteng kehidupan yang lebih kokoh dimasa yang akan datang, seperti saudara kita yang tunanetra diatas…, beliau akhirnya mampu untuk pergi kemesjid walau tidak didampingi lagi, karena beliau telah belajar dari pengalamannya saat ia memulai untuk menuju ke masjid untuk yang pertama kalinya. Kekurangannya justru menjadi pemanis ketaqwaan yang kelak akan membuatnya bisa tersenyum… karena pandangan yang pertama kali yang insyaAllah akan dia lihat di akhirat kelak adalah Wajah Allah Azza Wajallah… yang Maha Indah…

Allah swt berfirman yang artinya:
" Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat RabbNya" (QS. Al-Qiyamah : 22-23)
“Bagi orang-orang yang berbuat ihsan, ada pahala yang terbaik dan tambahan"
(QS.Yunus : 26)

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan tambahan dengan kenikmatan melihat wajah Allah. Disebutkan pula dalam hadits bahwa orang-orang beriman akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dan ketika di dalam jannah.

Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ya! Kemudian beliau melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah, yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Kalian tidak akan terhalang melihat Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang melihat salah satu dari matahari dan bulan,… (HR.Muslim)

Masa lalu kehidupan kita janganlah menjadi batu penghalang untuk kita membenahinya dalam menjemput masa depan… karena orang-orang yang beriman harus optimis dalam memandang masa depan! Allah swt berfirman yang artinya:
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. Al-Hadid: 21)

Dan ketahuilah saudaraku bahwa segala sesuatunya sebenarnya telah tercatat, saya mengutip bahasa Dr. Aidh Al-Qarni (penulis La-Tahzan : Best seller International) beliau berucap: “Sesungguhnya kita pada dasarnya sedang melalui sesuatu yang telah ada dan direncanakan Oleh-Nya.”

Allah swt berfirman yang artinya:
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al-Hadid: 22)
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS. Al-Hadid: 23)

Kaget! Ooh jangan syok yah?? Mungkin kita bertanya-tanya… kalau memang semuanya sudah ada garis takdirnya.. untuk apa kita berusaha lagi! Jawabannya bahwa Usaha yang kita lakukan adalah upaya pencarian takdir kita, bayangin aja kalau kita diam dan tidak mau ngapa-ngapain… ye jadi patung tuh namanya… kalau bahasa teman-teman aktivis “BERGERAK TUNTASKAN PERUBAHAN! KARENA DIAM BERARTI MATI!” Woooww dapat nilai 95.. kerenlah..chie.

Dan untuk melengkapi Motivasi kita untuk bangkit ku tuliskan kepada kalian sebuah surat cinta dari-Nya yang Maha pengasih lagi Maha penyayang… dan tolong surat cinta ini di balas yah.. (dibalas dengan ketaatan kepada-Nya) semoga saya dan anda masuk dalam golongan Hamba-hamba yang beruntung…
Allah swt berfirman yang artinya:

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya(selain syirik) Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Az-Zumar: 53)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al-Baqarah: 186)

By Andi Yakub Abdullah (Refleksi Mencari Wajah Allah)