02 April 2012

Untuk belahan jiwaku...


Istriku...

Sejak awal aku sudah tahu
sejak awal aku sudah yakin
sejak awal aku sudah teguh...

Tepatnya sejak aku mengenalmu
Tepatnya sejak rasa itu masuk di hatiku
Tepatnya sejak Allah swt mempertemukan kita...

Di waktu yang telah lama berlalu
Di waktu yang sekian lama menempaku
Di waktu yang setiap harinya engkau hadir dalam bayang-bayang semu...

Di hari Ijab Qobul itu
Di hari Mitsaqan Gholidho itu
Di hari Aqad Langit dan Bumi itu...

barulah aku membuka semua rahasia hati ku pada mu...
karena hanya pada saat itulah... Allah meridhoiku untuk membukanya...

Kini engkau telah halal bagiku
Kini engaku telah sepenuhnya diriku
Kini akupun telah sepenuhnya dirimu...

Bagiku engkaulah yang terindah
Bagiku engkaulah yang terbaik
Bagiku engkaulah yang Allah ciptakan sebagai belahan jiwaku...

Kan kujaga rasa ini hanya untukmu
Kan kujaga rasa ini hingga kita tua nanti
Kan kujaga rasa ini hingga kaki kita menapaki surga_Nya...

Ku tulis puisi ini untukmu dengan menggunakan pulpen biru darimu...


Balik Papan 02 April 2012

Dedicated For My Wife, Nur Anisah Idris


24 Maret 2012

Surat Cintaku Yang Pertama




Suamiku,
Telah tampak kebesaran Ilahi pada diri kita
Ia yang telah menciptakan kita dari satu jiwa yang awalnya tidak memiliki nama
Menyempurnakan bentukmu lalu menciptakanku dari rusuk kirimu
Setelah sebelumnya, Ia telah menuliskannya di kitab Lauhl Mahfudz
Kemudian semua menjadi ghaib, tersimpan rapi di langit sana

Suamiku,
Dalam kehidupan dunia, seperti diriku, engkaupun menjadi rahasia
Yang belum terungkap hingga waktunya
Kita lalui jalan kita masing-masing
Larut dalam aktivitas perbaikan dan perubahan
Hingga kemudian kita dipertemukan dalam sebuah skenario indah-Nya

Suamiku,
Seorang pernah bertanya padaku tentang dirimu,
Dan bagaimana cara pertemuan itu?
Kala itu ku katakan, dirimu adalah takdir yang telah ditetapkan-Nya
Merupakan karunia terbaik atas keshalihan diri
Dan diantara banyak pilihan pertemuan kita
Ku memilih untuk bertemu denganmu di jalan terindah bernama jalan dakwah!

Suamiku,
Seorang pernah bertanya padaku, bagaimana ku bisa “berani” mempertaruhkan
Separuh dien ini untukmu yang asing dalam kehidupanku?
Kala itu ku katakan, lewat munajat-munajatku,
Shaum sunnah, serta petuah dari orang-orang shalih-lah,
Ku harapkan kemantapan hati itu akan hadir
Bahwa dirimu adalah orang tepat yang akan mendatangkan
Kebaikan segala urusan dunia-akhiratku

Suamiku,
Sungguh dakwah ini telah mengajarkanku makna kehidupan dan cinta sejati
Ku sangat mencintai jalan ini dan ingin terus berada didalamnya
Sehingga dalam doaku, ku selalu memohon pada-Nya atas kehadiran seseorang
Yang akan menjadi teman meniti jalan juang ini.
Seseorang yang menjadikan dakwah bagian dari hidupnya
Yang mencintai Allah dan Rasul-Nya diatas segalanya
Dan Allah yang maha Mengabulkan doa, menghadirkanmu sebagai jawaban atas doa itu

Suamiku,
Kepada-Nya semata kita memohon agar ku bisa menjadi amanah terindahmu
Sebagai sebaik-baik amanah, Sebagai sebaik-baik harta dunia bagi seorang mukmin
Kepada-Nya semata kita memohon agar engkau bisa menjadi qawam dalam keluarga
Sebagai sebaik-baik imam yang akan menghantarkan keluarga kita ke gerbang syurga
Kepada-Nya semata kita berdoa agar sejarah peradaban itu lahir dari rumah kita
Sebagai sebaik-baik keluarga yang diberkahi keturunan penerus dakwah Ilallah
Mereka akan kita didik agar takut kepada Rabb-Nya serta bangga terhadap Dien ini
Sebagai sebaik-sebaik risalah yang mendatangkan rahmat bagi seluruh alam

Suamiku,
Kita menyadari akan banyak ujian yang pasti kita temui dalam menggapai mimpi indah itu
Dalam sujud-sujud kita, kita mohonkan pada-Nya kekuatan serta keteguhan iman
Dalam pergaulan, kita hadirkan budaya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
Dengan begitu, moga rumah tangga inilah yang menjadi kendaraan kita
Menuju negeri akhirat-Nya yang kekal
***
Bumi Cinta, 2012
Dedicated For My Husband, Andi Yakub Abdullah

“Membentuk keluarga barokah dunia akhirat” Itulah citamu dan citaku. Itulah visi kita!!!

Suamiku, Mari kita lukis “peradaban dan cita kelangitan” berawal dari sini.
Dari rumah kita!!!

Nur Anisah Idris Shaleh