Dan takdir Allah pun mempertemukanku kembali dengannya dengan perantara teman kelas dan senior kampus. ku mulai mengakrabinya,,semakin dalam aku mengenalnya, semakin diri ini tak bisa meninggalkannya,,sepertinya antara aku dan dia ada sebuah simpul mati yang tak mudah lepas. Ku yakin, tangan Allah-lah yang mengikat simpul ini.
Entahlah apa nama yang tepat untuknya, dia datang padaku atas nama tarbiyah, halaqah, liqo, mentoring, dan ah, entahlah, mungkin dia punya nama yang lain lagi. Yang ku tahu aku selalu berada dalam sebuah lingkaran kecil bersama dengan mereka yang juga tersimpul oleh sebuah ikatan yang setahuku bernama “ukhuwah”.
Lingkaran kecil itu memberikan banyak hal dalam hidup kami. Lewat lingkaran kecil itu, kami mengenal islam lebih dekat, lebih nyata (hehe,,kayak iklan jadinya). Banyak hal yang terjadi dalam lingkaran kecil itu. Mulai dari hal serius sampai hal yang paling remeh-temeh sekalipun. Mulai dari ngaji, diskusi, kajian, sampai curhat2an. Curhatnya pun dari hal yang penting sampai hal yang paling tak bermutu sekalipun. Mulai dari masalah keluargalah, masalah akademiklah,masalah perasaanlah (upzt!!!), sakit gigi lah, bahkan sampai tikus rumah yang makin merajalela di rumah pun bisa jadi topik yang menarik..
Dalam lingkaran kecil itu akan ada bahagia, canda, tawa, haru, sedih, dan air mata. Namun, hal terindah yang ia berikan adalah ilmu. Ah, jadi teringat pesan kekasih kita, Rasulullah …”Ilmu itu fardhu bagi setiap muslim”, ku berharap dapat membuktikan diri sebagai ummatnya dengan menuntut ilmu yang ia wasiatkan itu,,
Oh ya, ada lagi hal manis yang ada dalam “lingkaran kecil” itu.Ya, ukhuwah! Ia begitu indah, meski tak jarang ia teruji dalam bentuk yang berupa-rupa. Kau akan merasakan ukhuwah itu dengan melihat wajah saudaramu yang datang dengan beragam ekspresi. Saudaramu yang kadang datang dengan penuh senyum, kadang datang dengan wajah berseri, kadang datang dengan senyum kecut, wajah ditekuk, namun yang terparah adalah wajah yang datar tanpa ekspresi (hehe). Dan merekapun hadir mewarnai hidup dengan sejuta karakter. Dia yang pendiam, dia yang pemalu, dia yang keras tegas namun perhatian, dia yang penuh kelakar, dia yang begitu cerdas, dia yang berwibawa, dia yang dan dia yang,,, ,,jadi teringat manusia-manusia hebat pendamping Rasulullah. Umar yang keras, Ali yang ceria, Utsman yang pemalu, Abu Bakar yang Dermawan,,. Meskipun kami tak sedikitpun sebanding dengan mereka,,,begitu jauh…
Meminjam kalimat ustad Salim yang kira2 bunyinya gini : “kaidah tarbiyah itu jelas, jika kalian tak berada di dalamnya, kalian tak akan bersama siapa2, dan akan slalu ada yang mengisi lingkarn itu”
Jadi jika kita keluar dari lingkaran itu, yakinlah akan ada orang lain yang menggantikan tempat duduk kita, tempat itu tak akan kosong, selama masih ada mereka yang merindukan cahaya islam bersinar terang di muka bumi.
Untuk mereka yang sudah akrab dengannya,tetaplah di dalamya. Biarkan simpul Allah mengikat kita di dalamnya (Aamiin),,dan untuk yang baru berkenalan dengannya, janganlah berniat untuk meninggalkannya. Jika sepekan kalian tak tahan, cobalah sebulan, jika sebulan pun kau rasa tak sanggup, cobalah setahun, sepuluh tahun, bahkan sampai umur memaksamu untuk berhenti, karena ilmu Allah tak akan ada habisnya,banyak hal yang tidak kita ketahui, banyak hal yang tidak kita pahami bahkan jika kita belajar seumur hidup..dan,,,masih banyak amal baik yang belum pernah terjamah oleh tangan kita,,,,maka belajarlah, bekerjalah,,,
Keep spirit ini this way,,
By Ruris Haristiani
Notes: Ruris Haristiani adalah Aktivis KAMMI komisariat Stikes NHM, Mahasiswi Asal Maros sulawesi selatan ini telah merasakan manisnya tarbiyah sejak SMA, Semoga keistiqomahannya dijalan Cinta ini menjadi spririt bagi kita "Keep spirit in This way" Allahuakhbar!
Tetap semangat dalam lingkaran kecil itu! :)
BalasHapus