16 Desember 2010

Menyikapi perbedaan Gerakan Dakwah

Suatu saat DR. Aidh Al Qarni dalam sebuah tauji singkat disebuah hotel di Jakarta saat mengadakan kunjungan ke Indonesia beliau mengatakan “saya pernah berkunjung ke Eropa, saya melihat kehidupan sosial mereka disana ternyata mereka sangat berpecah belah, namun kemudian dalam hal memerangi Islam mereka bersatu padu.”

Saudraku tahukah kalian sesungguhnya salah satu akibat terbesar dari keruntuhan peradaban Islam itu sendiri adalah perpecahan dikalangan ummatnya, saling su’uzhon, salaing menyiku, saling merasa diri yang paling pantas, dan akhirnya perjuangan untuk merekonstruksi peradaban islam itu tampak seperti buih dilautan, dalam waktu-waktu tertentu ia terlihat banyak, dan dalam sekejap pula ia menghilang, sungguh pemandangan yang miris untuk disimpan dihati.

Pernahkah kita berfikir bahwa kita dapat bekerja sama dalam beberapa hal yang kita sepakati dan saling toleransi dengan perbedaan yang ada diantara kita??? Selama perbedaan tersebut tidak mengeluarkan kita dari Islam.

Karena sesungguhnya kita akan lebih kuat berjalan bersama dibandingkan dengan mengikuti prinsip perpecahan yang merupakan bid’ah yang terbesar yang jelas keburukannya dan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, bahkan itu merupakan sesuatu yang di haramkan.

Saudaraku...koordinasi diantara wajihah-wajihah da’wah dirasakan perlu untuk membangun sebuah tatanan yang madani sebagai cita-cita besar lahirnya gerakan da’wah. Mari kita berkaca pada sejarah, bahwa Rasullullah sewaktu membangun pondasi awal daulah islam di madinah (yatsrib), hal yang pertama kali beliau lakukan untuk melangkah lebih jauh adalah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, karena Rasullullah dan para sahabat menyadari bahwa sesungguhnya mustahil kita membangun sebuah peradaban tanpa adanya ukhuwah diantara masyarakat islam.

Saudaraku...inilah yang disinggung oleh seorang Imam Syahid Hasan Al-Bana pada saat ia mengatakan bahwa negeri islam adalah setiap tanah yang diatasnya terdapat manusia yang mengatakan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul utusan Allah. Oleh karenanya ketika mereka terzholimi maka kita wajib membelanya sesuai dengan kemampuan kita. Sehingga definisi ukhuwah islamiyah yang sesungguhnya itu sangat luas, tidak terbatas pada sebuah wilayah atau teritorial, tidak terbatas pada sebuah suku, warna kulit, apalagi kelompok (organisasi).

Saudaraku organisasi merupakan alat dan sarana kita dalam berda’wah, sehingga setiap alat dan sarana da’wah itu pastilah berbeda antara satu dan lainnya, perbedaan itu lahir untuk saling dikoordinasikan bukan untuk membuat perpecahan, karena dalam hati nurani kita mengakui bahwa pada setiap organisasi da’wah itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Saling melengkapi dan saling menyempurnakan merupakan bentuk ukhuwah islamiyah yang mulia.

Pendidikan terhadap ummat dengan ajaran islam yang benar merupakan batu pondasi, pembentukan kaidah-kaidah dasar bangunan masyarakat dunia. Jangan lupa bahwa kekuatan ummat islam ada pada persatuan dan kesatuannya. Kelemahannya adalah pada berceraiberainya mereka, dan alangkah senangnya musuh Islam jika kita terus-menerus bercerai berai.

Wahai saudaraku... eratkanlah ukhuwah diantara kita semua, kuatkanlah hubungan kita dengan saudara-saudara kita lainnya. Jangan saling menjatuhkan. Ketahuilah dengan sungguh-sungguh bahwa Allah bersama kalian dan tidak akan menyia-nyiakan segala amal dan kerja kalian.

Oleh Andi Yakub Abdullah (2008)