21 September 2010

Surat Al-Muzzammil dan Al-Muddatstsir Mengilhami Kekuatan Besar Seorang Aktivis Muslim


Kekuatan besar itu masih tersa, kekuatan yang telah tercatat oleh sejarah dunia bagian timur dan barat, sejarah ketika Panglima besar Khalid Ibnul Walid menyapu bersih 2 kerajaan terbesar yaitu Romawi dan Persia yang di taklukkan dan dibebaskan dari doktrin salibis dan majusi (penyembahan api). Sejarah ketika Salahuddin Al Ayyubi meratakan benteng Yerussalem kota suci 3 agama yang pada malam hari sebelum penyerbuannya mereka Qiamullail persis dihadapan benteng yang dijaga ketat ribuan batalyon tentara Lion Heart (Crussaders). Sejarah ketika Muhammad Al fatih menaklukkan pusat kekuatan Romawi di konstantinopel dengan membawahi ribuan tentara Allah yang tidak pernah meninggalkan Qiamullailnya…
Jika kita memperhatikan megenai surat Al Muzzammil disana terdapat beberapa penegasan mengenai perisapan / perbekalan untuk menguatkan rohani guna persiapan menerima wahyu, yaitu dengan {bangun di malam hari untuk bersembahyang tahajjud, membaca Al Quran dengan tartil; bertasbih dan bertahmid; perintah bersabar terhadap celaan orang-orang yang mendustakan Rasul}. Tugas seorang aktivis muslim adalah tugas yang maha dahsyat, merubah tatanan kejahiliaan menuju tatanan yang terang benderang. Inilah yang di sinyalir dala riwayat yang berbunyi
“mereka bagai rahib-rahib di malam hari yang bermunajat sambil menagis dihadapan keMaha_Agungan Tuhannya…….”
Dilajutkan dalam surat Al Muddatstsir Allah Rabbul Izzati menegaskan tentang {Perintah untuk mulai berda´wah mengagungkan Allah, membersihkan pakaian, menjauhi maksiat, memberikan sesuatu dengan ikhlas dan bersabar dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah; Allah akan mengazab orang-orang yang menentang Nabi Muhammad s.a.w. dan mendustakan Al Quran; tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang ia usahakan}. Hal inilah yang dikatakan dalam lanjutan riwayat diatas tadi:
“…….dan kemudian pada siang hari Mereka bagaikan singa-singa bertaring tajam yang siap mengeksekusi perintah Tuhan, menegakkan hukum-hukumNya,
dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Saudaraku tahukah kalian bahwa amanah Da’wah ini (menjadi soko guru alam semesta) pernah ditawarkan kepada langit dan bumi..?, dan kemudian hampir2 saja langit dan bumi pecah mendengar amanah itu ditawarkan kepada mereka, karena beratnya…mereka menjawab “kami tidak akan sanggup ya Allah”. Saudaraku tahukah kalian bahwa setelah itu manusia juga di tawarkan amanah da’wah ini (menjadi soko guru alam semesta), lalu apa jawaban manusia…”InsyaAllah kami sanggup” Allahuakhbar…
Begitu berani dan kuat manusia ini.., inilah yang mebuat kita berbeda dengan mahluk ciptaan Allah lainnya… membuat kita menjadi paling mulia diantara ciptaanNya…, sekaligus menjadi factor utama dan satu-satunya mengapa kita terlahir kedunia ini. kalau begitu bagai mana dengan manusia hari ini??? Dan dimanakah posisi kita???...saudaraku rasanya lebih baik kita mati saja sekarang jika kita tidak ambil bagian dalam proyek khusus manusia ini… karena hanya karena itulah kita ada dan wujud di dunia ini.
Sudaraku itulah jawaban mengapa kekuatan tokoh sekaliber Khalid ibn Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, dan Muhammad Al Fatih, lahir untuk kemudian menjadi sebuah sejarah yang prestisius dalam perjalanan nafas kehidupan. Mereka lahir dari kekuatan-kekuatan Qiamullail mereka. Menerima perintah dalam suasana batin yang sejuk di malam hari, lalu kemudian di siang harinya mereka menegakkan kebenaran dengan penuh gemuruh api yang membakar hati demi kerinduan memuliakan manusia, demi kerinduan bersua dengan Allah Arrahmaan…Arrahiim…hingga akhirnya tiada lagi fitnah dalam agama ini, hingga Akhirnya seluruh agama itu hanyalah untuk Allah…suatu saat nanti ketika islam membahana di seluruh sisi bumi, saat kita tidak lagi mampu membedakan antara pesona keimanan seorang/individu muslim dan pesona kemuliaan dari Islam itu sendiri. Salam kebangkitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan mati kecuali dalam keadaan beriman
jangan keluar sebelum menulis komentar, he..he..